Tuesday, 8 September 2015

CERPEN REMAJA (2014)

Friendship or Love?

Cinta….rasa yang tak bisa di deskripsikan, abstrak, dan sangat sering muncul dalam kehidupan anak-anak remaja, terutama di masa-masa SMA.  Masa-masa SMA adalah masa-masa yang paling indah, kata orang. Masa SMA ini, sudah pasti pernah dialami oleh setiap orang, termasuk seorang anak remaja yang bernama Vincent Kusuma. Vincent adalah seorang siswa di SMA KitKat,Vincent adalah siswa dari kelas XI IPA Kanto. Tahun ini Vincent genap berusia enam belas tahun. Vincent bisa dibilang siswa yang multi-talent, karena Vincent bisa menggambar, bermain music, nge-dance dan ber-akting, meskipun ia hanya menonjol dalam bidang menggambar saja. Namun, dia tidak popular di kalangan wanita, entah karena wajahnya, sifatnya, auranya, atau yang lain?
Hidup Vincent yang awalnya hanya datar dan biasa-biasa saja, berubah menjadi berwarna sejak kehadiran
sesosok wanita dalam hidupnya. Vanessa Emilia Sanjaya, itulah nama lengkap dari wania yang mewarnai hidup Vincent. Vanessa adalah seorang siswi pindahan dari kota Tinamo, Vanessa berumur 15 tahun, dia akrab dipanggil Nessa atau Emil. Vincent dan Vanessa bertemu untuk pertama kalinya saat Bu Eugene wali kelas Vincent mengumumkan bahwa dikelas Vincent bakal ada murid baru. Setelah Bu Eugene mengumumkan, Vanessa langsung mesuk dan memperkenalkan dirinya. Lalu, Vanessa memilih untuk duduk bersama Vincent, karena memang pada saat itu Vincent tidak memiliki teman sebangku.
“Hai, namaku Vincent Kusuma” sapa Vincent
“Halo Vincent, salam kenal ya” sahut Vanessa sambil berjabat tangan dan tersenyum pada Vincent.
Saat Vincent melihat senyuman yang diberikan Vanessa kepadanya, dirinya mulai tertarik dengan Vanessa. Sejak Vincent dan Vanessa menjadi teman sebangku, mereka menjadi sangat akrab. Bahkan mereka sering mengobrol saat pelajaran sedang berlangsung sehingga membuat mereka sering ditegur oleh guru yang sedang mengajar.
Disaat jam istirahat, Vincent dan Vanessa langsung mengeluarkan bekal yang mereka bawa.
“Wah bekalmu itu nasi goreng ya?”Tanya Vincent
“Iya, emang kenapa?”
“Oh nggak kok, Cuma nanya doang” sahut Vincent sambil tertawa
“Eh, kamu bawa apa itu? Nasi ama telur matasapi ya?”
“Iya, by the way aku itu suka banget sama nasgor”
“Aku justru udah bosan dengan makanan kayak gitu, aku lebih suka makanan rumah, seperti yang kau bawa” ucap Vanessa
“Gimana kalau kita tukeran makanan aja?” tawar Vincent
“Ide bagus tuh” jawab Vanessa dengan senang
Hal ini membuat Vincent dan Vanessa menjadi lebih akrab lagi, sehingga beberapa teman Vincent suka menggoda mereka berdua. Kedekatan mereka juga membuat beberapa siswi wanita dalam kelas Kanto merasa cemburu. Akhirnya, sekelompok siswi wanita yang terdiri atas Daisy, Lili, Jaycee, Inatha dan Tasya pun menghampiri Vanessa. Mereka ingin mengajak Vanessa untuk bergabung bersama mereka. Namun, Vanessa masih bingung dan belum bisa memutuskan. Ia ingin meminta saran Vincent terlebih dahulu, karena itu Vanessa belum memberi mereka jawaban.
Sepulang sekolah, Vanessa langsung menanyakan ajakan kelompok Daisy itu pada Vincent. Lalu, Vincent menjelaskan pada Vanessa bahwa mereka itu orang baik-baik dan idak ada salahnya untuk menerima ajakan mereka. Dan lagi pula, Vanessa juga belum memiliki banyak teman di kelas Kanto ini, sehingga tidak ada salahnya untuk bergabung dengan mereka. Sebelum mereka pulang kerumah mereka masing, mereka saling memberi PIN BB mereka.
Hubungan diantara Vincent dan Vanessa menjadi lebih dekat lagi ketika Pak Keilemo guru matematika mereka akan memberikan ulangan matematika.
“Besok kita ulangan Matematika yaaa” kata Pak Keilemo
“Lho! Gak bisa gitu dong Pak!” ucap Jean marah
“Hmphh! Mau mau gue laaaah mau ulangannya kapan” kata Pak Keilemo
 “Bapak kan belum pernah ngajarin kita tentang itu, kok sudah ulangan!” teriak Yongki
 “Haaah…. Gak usah khawatir, soalnya itu gampang sekali, orang buta pun bisa kerja itulah” celoteh Pak Keilemo
“HA HAHAHHA AHAHA!!! LUCU SEKALIIII!!!” teriak sebagian besar siswa laki-laki dia kelas Kanto
            Mereka tertawa dengan sangat keras hingga dua menit, sehingga hal ini membuat Pak Keilemo sangat jengkel dan langsung keluar dari kelas. Tidak seperi teman-temannya yang lain, Vincent merasa sangat khawatir kalau  nilai ulangannya bakalan jelek besok. Saat Vanessa melihat Vincent, Vanessa langsung menghibur Vincent
“Tenang aja, nanti aku bisa ngajarin kamu  kok” ucap Vanessa sambil tersenyum manis pada Vincent. Senyum manis itu langsung menghilangkan rasa khawatir dihati Vincent.
“Beneran nih?” Tanya Vincent
“Iya aku serius”
“Kalau gitu terima kasih banyak ya, tapi gimana caranya?”
“Tenang aja, kan aku bisa ngajarin kamu pas pulang sekolah atau kamu pergi kerumah aku aja”
“Mmm… ide yang bagus, jadi nanti aku langsung kerumah kamu nih?”
“Iyap” jawab Vanessa
Sejah hari itu, Vincent dan Vanessa selalu belajar bersama, tidak hanya matematika tapi juga pelajaran lain. Sejak mereka belajar bersama juga, nilai Vincent dan Vanessa meningkat.
            Namun kebersamaan itu menjadi renggang saat terpilihnya Vanessa sebagai panitia Fancy Fair. Sejak Vanessa menjadi panitia, Vanessa menjadi sangat jarang mengobrol dan bertemu dengan Vincent. Disisi lain, Reiner yang merupakan cowok terganteng se-angkatan Vincent yang juga tergabung dalam panitia Fancy Fair ini memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Vanessa. Reiner mulai mengajak Vanessa mengobrol di sekolah dan di BBM dengan topic yang awalnya Cuma seputar Fancy Fai saja, tapi lama kelamaan pembicaraan antara Reiner dan Vanessa  menjelma menjadi pembicaraan layaknya sepasang kekasih.
            Vincent sendiri menjadi sangat gelisah dan bingung, apa yang membuat Vanessa menjadi sering keluar dari kelas dan tidak ngobrol dengannya lagi. Setelah Vincent mencari tahu, Vincent pun akhirnya mengetahui bahwa Vanessa sering bersama dengan Reiner dalam rangka membahas acara Fancy Fair. Awalnya Vincent tidak percaya, tapi setelah ia melihat Reiner dan Vanessa bersama ia pun langsung shock dan merasa sangat cemburu pada Reiner. Hari-hari dilaluinya tanpa Vanessa lagi, hidup yang dulunya berwarna kini menjadi sangat buram. Mulai dari nilai matematikanya yang menurun karena Vanessa tidak bisa mengajarinya lagi,  Vincent juga menjadi pendiam.
Setiap kali Vincent melihat Reiner dan Vanessa bersama hatinya terasa seperti dicabik-cabik .Berminggu –minggu Vincent memendam rasa cemburu ini, hingga puncaknya pada suatu malam. Ia bermimpi Reiner “menembak” Vanessa untuk menjadi pacarnya dan Vanessa menerimanya. Vincent langsung terbangun dari tidurnya, dan tidak bisa tidur lagi. Akhirnya Vincent memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Vanessa apapun yang terjadi.
Setelah bersiap-siap dan sarapan, Vincent langsung pergi kesekolah, dan setibanya Vincent di sekolah ia langsung mencari Vanessa. Mulai dari ruang kelasnya, ruang guru, hingga perpustakaan, dan akhirnya ia menuju ke ruang panitia.
“BRAK!!!” suara pintu terbuka
Vincent langsung kaget dan secara spontan membentak Reiner dan Vanessa yang sedang berduaan di ruang panitia yang masih kosong. Reineer merasa tidak terima saat dirinya dibentak oleh Vincent. Dan, dimulailah perdebatan panjang antara Vincent dan Reiner.  Setelah berdebat cukup lama, Reiner langsung melayangkan pukulan ke wajah Vincent. Hal itu makin memperpanas suasana dan timbul adu pukul antara Vincent dan Reiner. Tetapi Vanessa langsung melerai mereka berdua dan menahan Vincent yang sudah babak belur.
“Sudah!Please stop! Jangan lagi Vincent…. Aku nggak mau liat kamu terluka lagi” Ucap Vanessa dengan mata berkaca-kaca. Sontak Vincent langsung terdiam sejenak lalu berkata
“Nessa…. Sebenarnya,aku suka sama kamu, aku mungkin memang bukan siapa-siapa untukmu. Tapi , jujur aku merasa sangat cemburu saat melihatmu bersama Reiner.”
Vanessa Nampak tidak aget dengan apa yang dikatakan Vincent dan langsung berkata dengan terbata-bata
“Kamu suka sama aku?....Sebenarnya….aku….aku juga suka sama kamu”
Reiner yang mendengarnya pun menjadi kaget dan mulai sadar akan kesalahannya. Kemudian, mereka bertiga mulai berbincang-bincang untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Dan akhirnya, Vincent dan Reiner saling meminta maaf dan Reiner lalu keluar dari ruang panitia.
“Nessa…aku mau kita jadi sahabat, seperti dulu lagi” kata Vincent pelan sambil melihat Vanessa
Vanessa terdiam sejenak
“Boleh kan?” lanjut Vincent sambil tersenyum
“Ya tentuuuu…” balas Vanessa sambil tersenyum main pada Vincent.


            Mungkin hari itu adalah hari terbaik dalam hidup Vincent. Karena ia bisa menyatakan perasaannya pada wanita yang ia suka, di tambah lagi wanita itu punya rasa yang sama dengannya. Vincent memilih untuk tidak “menembak” Vanessa sekarang karena ia sadar bahwa ia masih menjadi siswa SMA yang tugasnya belajar. Meskipun tidak menjadi pacar Vanessa, ia tetap senang karena dengan menjadi sahabat Vanessa ia bisa melihat dan bertemu dengan Vanessa setiap hari.

AbedTh

No comments:

Post a Comment